Kejahatan dengan menggunakan air keras makin marak belakangan ini. Air keras yang sesungguhnya bermanfaat untuk kehidupan dan kemajuan industri justru disalahgunakan sebagai senjata kejahatan.
Sebagaimana dikutip Grid.ID dari kompas.com, air keras pada dasarnya adalah senyawa asam kuat. Beragam dari senyawa asam ini berperan dalam memajukan bidang industri pemutih, pestisida, pupuk, dan lainnya.
Air keras juga bisa berarti senyawa logam klor, nitrat, bromida, ataupun sulfat.
Salah satu air keras paling tua adalah vitriol.
Sebuah jurnal Chemistry pada 2002 mengungkap bahwa vitriol jenis chalcanthon telah digunakan oleh orang Yunani sebagai penghitam bahan kulit. Seorang pakar kedokteran dari zaman kejayaan Timur Tengah bernama Ibnu Sina, mengungkapkan, sejumlah vitriol punya manfaat medis.
Namun pada saat yang hampir bersamaan, tindakan kriminalitas dengan memanfaatkan air keras pun mulai terjadi, baik di dalam maupun luar negeri. Penyalahgunaan air keras dilakukan untuk kejahatan karena terkait masalah pribadi, seperti dendam, cemburu, dan lain-lain, hingga masalah sosial politik.
Tanggal 18 Juli 1855, New York Times pernah memberitakan, seorang pria bernama James Murphy ditahan di kepolisian New York, gara-gara menyiram mata dan wajah istrinya dengan air keras.
Kasus paling fenomenal terjadi pada tahun 1916. Cinta Pangeran Leopold pada gadis yang dicintainya, Rybieska, tidak direstui orangtua pangeran.
Kisah yang dirilis The Colonist pada 7 Januari 1916 itu pun berakhir tragis. Rybieska nekat menyiram sang pangeran dengan air keras dan sang gadis pun bunuh diri.
Di Indonesia, kasus cemburu yang berakhir dengan penyiraman air keras pernah diunggah Kompas.com, 9 Januari 2017.
Seorang pria bernama Heriyanto menyiram istri dan 2 anaknya dengan air keras karena terbakar cemburu. Masih kasus yang sama, dan belum lama ini terjadi dialami seorang wanita bernama Dian Wulansari.
Lamaji sang kekasih cemburu, dan menyiramkan air raksa ke kekasihnya, lantaran melihat Dian bersama dengan pria lain.
Dan kasus penyiraman air raksa berlatar belakang masalah sosial politik baru saja dialami penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) senior, Novel Baswedan.
Sayangnya, untuk mendapatkan bahan kimia itu sangat mudah dan murah.
Di Indonesia sendiri, masih banyak bahan bahan kimia yang berpotensi berbahaya dan beracun masih dijual bebas, tak terkecuali air raksa.
Air raksa atau air keras disebut juga dengan merkuri atau dalam bahasa Latinnya hydrargyrum
Yang berarti cairan perak.
Dalam tabel periodik, air raksa memiliki simbol unsur kimia “Hg” dan bernomor atom 80.
Di balik penyalahgunaan yang merugikan, air keras memberi manfaat untuk kemajuan industri. Beberapa jenis air keras ini memberi manfaat positif:
• Asam sulfat dipakai untuk aki
• Asam klorida untuk industri logam, penghilang karat atau kerak besi baja, membersihkan logam sebelum disolder, dan pembuatan garam fosfat. Sedangkan di laboratorium, untuk mengukur kadar asam basa pada sebuah larutan.
• Begitu juga di dunia kedokteran, merkuri digunakan sebagai bahan amalgam untuk tambal gigi.
• Air raksa juga digunakan pada peralatan fisika seperti barometer dan thermometer. Untuk alasan keamanan kini thermometer menggunakan termometer alkohol, digital, atau termistor.
• Asam nitrat untuk menguji kemurnian logam mulia, baik platina, emas, dan perak.
• Dalam industri Chlor-alkali, air raksa digunakan untuk mengikat logam natrium.
• Senyawa air raksa dapat mencegah pertumbuhan jamur pada industri kertas. (*)
Tag :
Info